Refrain: Saat Cinta Selalu Pulang

Oleh Odagoma Rheinhard Shafwan J. R. (IKSI 2010)



Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Ada perasaan aneh ketika melihat novel ini, seperti cinta pada pandangan pertama, orang bilang. Ya, cover novel inilah yang membuat perasaan tadi muncul. Tidak seperti kebanyakan novel saat ini, novel ini dikemas dengan sangat sederhana. Covernya hanya berupa selembar kertas putih dengan tangga nada bertekstur halus. Cover tersebut kemudian ditempel dengan sebuah amplop biru bertuliskan judul novel ini, Refrain: Saat Cinta Selalu Pulang, dan nama sang penulis, Winna Efendi, di pojok kiri bagian bawah amlop. Seolah menyampaikan sebuah pesan dengan alunan melodi di dalamnya. Sangat simpel memang, tapi inilah yang menumbuhkan cinta pada pandangan pertama tadi, seperti jatuh cinta pada seorang gadis cantik yang sederhana.

Refrain bisa jadi memang hanya sebuah novel dengan cerita cinta biasa, seperti yang tertulis pada cover belakang novel ini.
“Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka. Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki, meskipun diam-diam saling melukai”.
Ya, ini memang hanya sebuah kisah cinta sederhana, tetapi ketika membuka satu persatu halamannya, kita akan tahu, bahwa ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang akan membawa kita pada sebuah cerita yang mengalir pelan dan indah. Winna membagi novel ini menjadi sebuah perkenalan dan harapan. Pada setiap bagian cerita, kita akan dikenalkan dengan Nata, Niki, Annalise, Danny, Helena, Oliver, cerita yang berputar di sekeliling mereka, dan harapan mereka yang menjadi nyata, ataupun yang hanya berakhir sebagai harapan. Ini adalah novel tentang sebuah pengharapan. Satu hal yang menjadi catatan dalam novel ini adalah editing yang kurang baik. Masih ada beberapa bagian yang seharusnya dapat menjadi lebih baik jika tidak terjadi kesalahan penulisan.

Sekali lagi, ini memang hanya sebuah cerita cinta biasa, bukan sebuah cerita mempesona yang dapat membuat kita menari kesana kemari. Namun, ketika kita menutup novel ini, kita akan menemukan begitu banyak makna. Makna tentang persahabatan, kejujuran, perhatian, ketulusan, dan tentu saja harapan. Sebuah novel yang dapat memberikan sebuah cerita manis. Saya memberikan 4 dari 5 bintang untuk novel sederhana yang manis ini.

***

Punya referensi bacaan menarik lainnya yang ingin dibagi dengan teman-teman? Silakan kirim referensi buku yang kalian tulis ke cangkir.iksi@gmail.com

1 comment

Winna Efendi | 2 April 2013 pukul 12.16

Terima kasih untuk resensinya :)

Posting Komentar