Sekilas Info Buku Goyang Penasaran: Naskah Drama dan Catatan Proses

Diskusi Sastra dan peluncuran buku Goyang Penasaran: Naskah Drama dan Catatan Proses karya Intan Paramaditha dan Naomi Skrikandi  diadakan di Gedung IV FIB UI di ruang 4101 pada tanggal 4 September 2013. Acara ini dihadiri oleh Sapardi Djoko Damono, Slamet Raharjo, teman-teman mahasiswa, hingga teman kita dari Sinar Harapan. Tak hanya itu Ratna Riantiarno juga M. Yoesoef hadir dan menjadi pembicara dalam tayang bincang ini yang dimoderatori oleh Melanie Budianta. Penasaran dengan bukunya? Berikut Cangkir hadirkan sinopsisnya:
Salimah, penyanyi dangdut yang bikin penasaran, hidup di kampung tempat goyang dangdut diterima, dihidupkan, sekaligus dihujat banyak orang. Tak peduli ia gadis atau janda, setiap lelaki bersumpah rela bertekuk lutut di bawah lekuk pinggulnya. Solihin, pemuda perlente yang kemudian menjadi lurah, tak menyerah sekalipun lamarannya ditolak. Sebelum mendapatkan perempuan yang jadi rebutan, sampai matipun akan ia perjuangkan. Tapi Salimah hanya menginginkan mata Haji Ahmad, guru mengajinya dulu. Mata yang terbuka lebar, seperti saat memandangi Salimah membaca surat An-Nur, seperti ketika menamai peremouan itu sumber dosa. Mata yang marah dan memaksanya turun dari panggung. Mata yang ingin ia dekap ke dadanya, sampai mati. Sampai mati.
Goyangnya maut. Dan hingga kini, ia masih penasaran.
Masih penasaran? Yuk lihat trailer-nya http://www.youtube.com/watch?v=blFTWOawYbc
Goyang Penasaran sebenarnya merupakan sebuah cerita pendek karya Intan Paramaditha yang diadaptasi olehnya juga Naomi Srikandi menjadi sebuah naskah yang kemudian dipentaskan bersama Teater Garasi. Buku ini berkisah tentang proses kreatif untuk menjawab keingintahuan pembaca atas pertanyaan: seperti apakah perjalanan sebuah naskah drama menjadi teater? Dan juga bagaimana alih wahana dari cerita pendek ke dalam panggung?
Buku semacam ini sangat berguna bagi penggiat teater yang sering kali berkarya di kampus FIB tercinta. Alangkah bagusnya jika setiap komunitas teater mulai dari Teater Pagupon sendiri, Teater UI, Teater Sastra, Teater Agora, dan komunitas teater lainnya membuat buku semacam ini, bisa jadi proses penciptaan produksi teater bisa berjalan dengan baik. Mengapa demikian? Karena bisa jadi banyak kiat-kiat dari masing-masing komunitas teater untuk membuat sebuah produksi teater yang bagus.
Acara ini sendiri diadakan berkat kerja sama antara Departemen Susastra FIB UI, English Art Lab UI, dan tentu saja Teater Garasi.

Posting Komentar