Cangkir Edisi ke-3


Halo, teman-teman!

Pada bulan Juni ini, Cangkir kembali hadir dengan berbagai isinya yang siap diseruput :D. Ada apa saja di Cangkir edisi ke-3?


Selamat seruput-seruput isi Cangkir 

Pementasan "Malam Jahanam"

Pada tanggal 8 Juni 2012 Teater Pagupon sukses mempersembahkan pementasannya yang ke-84, "Malam Jahanam", di Auditorium Gedung IX, FIB UI, Depok. Berikut ini beberapa foto menarik dari pementasan tersebut.





 (Dokumentasi milik Leith Fernando)

Untuk mendapatkan informasi terbaru tentang pementasan Teater Pagupon, silakan add facebook dan follow twitternya @teaterpagupon ! :D

Komik: Saat Satu Semester Sudah Berakhir

(Ilustrator: Meidita)

Tips: Liburan Murah dan Menyenangkan


Halo, teman-teman! Asik banget kita bisa ketemu lagi J dan paling asik lagi kita ketemu dalam suasana liburan yang panjaaang banget. Buat temen-temen yang lagi ikutan SP alias Semester Pendek, tetap semangat ya, dan jangan bolos loh hihihi..

Dalam pertemuan kita bulan ini, Cangkir akan menjadi pemandu kalian untuk mengisi liburan kita. Bilang hore dulu dong! (hihihi) Hal yang lebih spesial adalah Cangkir tetap tahu kondisi kantong mahasiswa loh. Jadi jangan kawatir kehabisan uang ya.

Liburan tidak harus diisi dengan aktivitas jalan-jalan yang menghabiskan banyak tenaga dan uang karena tujuan liburan sebenarnya adalah refreshing atau mengembalikan kesegaran otak supaya terhindar dari stress. Jadi, tujuan liburan bukan untuk menghabiskan uang. Liburan bisa diisi berbagai macam aktivitas supaya kita bisa enjoy dengan apa yang kita lakukan. Kali ini, Cangkir datang untuk memberikan 8 tips liburan murah dan menyenangkan. Simak baik-baik ya.. dan jangan lupa dicoba. Dijamin gak nyesel, deh! J

1. Berolahraga. Teman-teman bisa berkunjung ke tempat-tempat olahraga, misalnya lapangan tenis atau kolam berenang yang menawarkan paket hemat saat liburan. Manfaatkan kesempatan ini untuk menjadikan diri lebih bugar dan mengakrabkan anggota keluarga. Selain itu, teman-teman juga dapat mengunjungi taman di dekat rumah sambil berkeliling naik sepeda, lalu dilanjutkan bermain bulu tangkis atau sepak bola, atau yang lainnya. 

2. Berkunjung ke perkebunan atau taman agrowisata. Dengan membayar tiket masuk yang cukup murah, teman-teman bisa menikmati pemandangan bermacam-macam kebun buah, belajar cara bercocok tanam, dan mendapatkan bibit buah untuk dibawa ke rumah. Jadi, selain mendapatkan pengetahuan, teman-teman juga menerima bibit buah yang hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga kelak. Asyik, bukan?


3. Buat teman-teman pecinta sejarah, bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti museum atau monumen. Museum tidak lagi identik dengan hal-hal serius, loh! Saat ini, banyak program menarik di museum, misalnya Museum Layang-layang yang terletak di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

4. Belajar memasak.

Aktivitas ini tidak hanya untuk teman-teman perempuan, tapi juga untuk laki-laki. Kalian bisa mempraktikkan resep-resep yang ada dalam buku masakan atau majalah. Seru kan bisa menikmati lezatnya masakan sendiri saat bersantai di rumah? 


5. Ajang “Malam DVD”. Acara itu cocok untuk teman-teman yang suka nonton, tapi takut berkantong kosong. Ada beberapa tahapan yang perlu kamu lakukan agar ajang “Malam DVD” yang kamu adakan sukses. Pertama, undang teman-temanmu ke rumahmu. Kedua, buat daftar film-film yang akan ditonton bersama teman-temanmu. Kemudian, kumpulkan DVD film-film yang sudah kamu tulis dalam daftar, bisa pinjam ke tempat penyewaan atau temanmu. Terakhir, siapkan camilan untuk dinikmati bersama-sama. 


6. Berkemah. Ingin berkemah, tapi takut ke gunung atau ke hutan? Jangan kawatir, teman-teman dapat memanfaatkan halaman belakang sebagai tempat berkemah bersama keluarga atau saudara terdekat. Buat tenda sederhana yang muat menampung semua anggota kemah. Jangan lupa siapkan daftar aktivitas yang akan dilakukan bersama seperti, membuat api unggun, berbagi cerita horor, bermain tebak-tebakan, bernyanyi, dan masih banyak lagi. 


7. Berlibur juga bisa dilakukan dengan mengunjungi kerabat jauh yang lama tak dikunjungi. Sambil bersilaturahmi dengan saudara, teman-teman juga dapat saling bertukar resep masakan atau ide-ide seru untuk liburan.



8. Terakhir, teman-teman bisa mengunjungi tempat pameran  yang harga tiketnya masuknya cukup murah dan bahkan gratis. Ada pameran foto, lukisan, kerajinan tangan, dan lain-lain. Pengumuman serta jadwal pameran dan pertunjukan ini biasanya dimuat di media massa lokal. Jadi, jangan lupa memeriksanya, ya. 


Nah, itu dia delapan tips liburan murah dan menyenangkan serta tidak menghabiskan banyak uang teman-teman. Ingat ya, tujuan liburan adalah refreshing. Jadi, jangan menganggap remeh liburan yang seperti ini, karena delapan tips tersebut sudah diuji coba, loh. Selamat berlibur panjaaaaang dan sampai ketemu di Cangkir edisi berikutnya ya. Bye bye.

(Sumber: majalahsekar.com)

Selamat Ulang Tahun, Juni!


Resensi Komik: Foiled




Judul: Foiled
Penulis: Jane Yolen
Pelukis: Mike Cavallaro
Penerbit: Sahabat Ufuk
Tahun: Februari 2012

Dunia Aliera Carstairs adalah kelabu. Tidak dalam artian bukan laki-laki—bukan perempuan, tapi kelabu sebagai warna yang hanya bisa dilihat olehnya sehari-hari. Yup, Aliera penyandang buta warna total. Sebenarnya, kisah tidak bertumpu pada buta warnanya, melainkan pada bagaimana ketertarikannya pada anggar yang sekaligus mengubah hidupnya. Namun, pada akhirnya dunianya yang abu-abu justru menuntun hidupnya mencapai perubahan tersebut.

Begitulah dunia digambarkan dalam komik Foiled dengan warna kelabu sebagai representasi dunia yang dipandang oleh Aliera. Kisah diawali dengan dialog Aliera yang mengajak pembaca untuk memasuki dunia anggarnya. Anggar merupakan olahraga yang digeluti oleh Aliera sejak kecil. Ia mulai masuk ke sekolah anggar  di usia 11 tahun. Bakatnya yang luar biasa, membuat pelatih Chris menaruh harapan pada dirinya dan berpesan “Yang terpenting menjaga jantungmu Aliera. Kau harus menjaga jantungmu.”  Saat itu, sebagai anak perempuan berusia 11 tahun, Aliera tidak mengerti apa maksud dari ucapan pelatihnya tersebut. Kini, saat ia telah menjadi gadis yang bersekolah di SMA Hallowell, barulah menyadari perkataan itu. Sebagaimana gadis di SMA Hallowell, ia tertarik dengan Avery Castle, cowok ganteng yang pipinya sehalus bayi dan selalu tersenyum manis. Hal inilah yang kemudian mengganggu konsentrasinya dalam bermain anggar.

Petualangan dimulai ketika ibunya yang gemar berbelanja di toko barang antik atau barang-bekas obralan membelikannya penusuk anggar (floret) yang bertatahkan batu rubi di ujung pegangannya (grip). Senjata tersebutlah yang membuka kenyataan pada Aliera atas hal-hal  fantastis yang ada di sekitarnya. Ketika sedang berada di stasiun Grand Central untuk kencan pertamanya dengan Avery Castle, ia diusik oleh seekor burung gagak yang mencoba menjambak-jambak rambutnya. Untuk menghindarinya, ia mengenakan pelindung kepala dan keajaiban pun menyerbu ke hadapan Aliera. Seketika, semua hal-hal fantasi seperti naga, troll, dan peri muncul di hadapannya. Hal yang lebih mengejutkan lagi ialah kenyataan bahwa semuanya hidup penuh warna. Inilah saat petualangannya dimulai dengan senjata tersebut. Saat itu pula Aliera disadarkan bahwa ia adalah seorang penjaga keseimbangan dunia. Seperti judulnya Foiled, usaha Aliera sebagai penyeimbang dunia ini beberapa kali digagalkan oleh pihak lawan.

Untuk pembaca yang menyukai kisah-kisah remaja, petualangan, dan alam fantasi, komik ini cukup menjadi penawar dahaga. Komik ini mampu menggelitik pembaca yang selalu berharap bahwa keajaiban pasti ada di sekitar, hanya kita belum melihatnya saja. Komik ini terdiri dari 160 halaman dan terdiri dari 12 bab yang apik. Kedua belas bab dinamai menggunakan teknik-teknik dalam anggar, yaitu Engagement, Invito, Point In Line, Prise de Fer, Derobement, Lunga, Parry-Riposte, Counter-Riposte, Coupe de Temps, Esquive, Remise, dan Disengagement. Judul-judul bab tersebut mampu mewakili kisah petualangan Aliere yang ajaib itu.

Jane Yolen berhasil membuat dunia seorang gadis yang sedang dilanda cinta pertama berakhir di alam fantasi. Komikus Mike Cavallaro sukses mewujudkannya. Garis-garis halus-ekspresif yang terkesan lucu dan warna hitam-putih cenderung kelabu sanggup memperkuat nuansa hati Aliera. Terlebih lagi, warna-warni kontras  di akhir cerita terlihat indah pada dunia kelabu Aliera. Akhir kata, bagi pembaca yang percaya keajaiban, saya pastikan tidak menyesal membaca komik ini. (Oleh Damar Sasongko)

Teman dari Negeri Seberang: Kim Tae Gu dan Park Jae Gyu

Annyeonghaseo!
Setelah dua bulan lalu kenalan sama Shiro—mahasiswa Jepang yang belajar bahasa Indonesia di UI, sekarang Cangkir kenalan sama dua teman dari negeri seberang lagi nih. Mereka satu kampung sama Super Junior dan SNSD loh, tau dong dari mana? Yak, benar banget. Mereka dari Korea Selatan (Korsel). Namanya Kim Tae Gu dan Park Jae Gyu.
(Dari kiri ke kanan: Rani, Park Jae Gyu, Lana, Kim Tae Gu, Upi)

Jae Gyu dan Tae Gu Oppa udah tiga semester kuliah di Sastra Indonesia UI. Mereka memilih belajar bahasa Indonesia karena alasan yang berbeda. Kim Tae Gu oppa yang punya nama panggilan Bin memilih belajar bahasa Indonesia karena kesempatan kerjanya lebih banyak. Bin sendiri juga mengambil jurusan bahasa Indonesia Hankuk University of Foreign Studies di Korea Selatan dan dia sekarang sudah semester 6 di Hankuk.
“Kalau belajar bahasa Indonesia, ada kesempatan kerja. Bisa jadi manager.” Kata Tae Gu Oppa dalam bahasa Indonesia yang lumayan fasih.
Berbeda dengan Tae Gu Oppa, Jae Gyu Oppa merupakan orang militer di Korsel. Sebelumnya, dia sudah belajar Malay-Indonesian Linguistic di Hankuk University of Foreign Studies selama satu tahun. Dia bilang dia mau jadi penerjemah antara militer Indonesia dan militer Korea Selatan. Jae Gyu Oppa juga bilang kalau belajar bahasa Indonesia itu lebih mudah daripada belajar bahasa Inggris. Jadi, dia tertarik untuk belajar bahasa Indonesia di sini.
Awalnya, Tae Gu ragu untuk tinggal di Indonesia karena dalam pikirannya fasilitas di Indonesia itu jelek. Namun, setelah datang ke sini ternyata Indonesia lebih bagus dari yang dia pikirkan. Ketika ditanya apa yang tidak disukai di Indonesia, mereka berdua dengan kompak menjawab “Macet.” Menurut mereka, Jakarta itu macet sekali tidak seperti di Korea Selatan. Kalau di Korsel, banyak pilihan kendaraan umum, seperti bus dan subway sehingga mereka dapat terhindar dari macet.
Jae Gyu dan Tae Gu Oppa juga kompak menjawab hal yang ia sukai di Indonesia adalah harga barang-barang yang murah dan orang Indonesia yang ramah.
“Kalau di sini, uang sedikit, tapi bisa dapat banyak. Naik taksi juga murah.” Kata Jae Gyu Oppa ketika ditanya hal yang ia sukai di Indonesia.
Makanan Indonesia yang disukai kedua Oppa ini juga sama, yaitu sate. Namun, Jae Gyu Oppa lebih suka sate ayam dan Tae Gu Oppa lebih suka sate kambing. Mereka juga bilang kalau di Korea itu juga ada makanan yang seperti sate. Ketika ditanya pendapat mereka tentang cewek-cewek Indonesia, mereka bilang cewek Indonesia cantik, tetapi cewek-cewek Korsel lebih cantik lagi. Meskipun begitu, pacar Tae Gu Oppa orang Indonesia loh. Nah, cewek-cewek single Indonesia yang pengen punya pacar kayak anggota Suju, gak usah sedih! Park Jae Gyu Oppa masing single loooooh...
Oiya, Tae Gu Oppa kasih saran nih buat kalian yang mau kuliah di Korea. “Kalau mau kuliah di Korea, kuliah di Kyung Hee University aja. Di sana bagus.” Sekian dulu ya kenalan sama kedua Oppa ini. 
Annyeonghigaseo!








Mengenang Prof. Dr. A. Teeuw


Indonesia kembali dirundung duka dengan meninggalnya salah satu tokoh sastra yang sudah banyak menyumbangkan karya-karyanya di bidang sastra Indonesia, Prof. Dr. A. Teeuw. Beliau meninggal pada tanggal 18 Mei 2012. Berita duka ini tentunya sangat mengagetkan kita semua, terutama para murid, kenalan, dan para pembaca buku-bukunya di Indonesia.
 
Kesediahan dan ucapan terima kasih turut serta mengahantarkan kepergiannya. Bagi para peneliti, kririkus, dan pencinta sastra Indonesia, nama Prof. Dr. A. Teeuw sudah tidak asing lagi. Ia adalah akademikus dan kritikus sastra Indonesia yang sangat terkemuka dan sangat berjasa dalam pengembangan studi bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Leiden, Belanda. Belia mengajar di universitas tersebut selama 27 tahun, yaitu dari tahun 1959-1986. Selama itu pula bahasa dan sastra Indonesia sangat berkembang dan menggema ke seluruh Indonesia.

Sebagai mahasiswa, sudah sepantasnya kita menegenang jasa dan pengabdiannya dalam pengembangan sastra Indonesia. Ucapan terima kasih juga kita ucapkan atas jasa dan pengabdiannya karena tanpa peran Beliau, sastra Indonesia tidak akan mengalami perkembangan seperti saat ini.

Andries "Hans" Teeuw lahir di Gorinchem, Provinsi Zuid-Holland, Belanda, pada 12 Agustus 1921. Beliau meraih gelar doktor di Universitas Utrecht tahun 1946 dengan disertasi berjudul Het Bhomakawya: een Oudjavaans Gedicht. Tahun 1945-1947 A. Teeuw sering berada di Yogyakarta saat cintanya kepada Bhomakawya  mulai mendalam. Setelah menjadi doktor, ia menjadi dosen tamu di Universitas Indonesia tahun 1950-1951 dan di University of Michingan, Amerika Serikat, tahun 1962-1963.

A. Teeuw telah mengukir karier akademiknya dengan sangat gemilang. Ia telah menerbitkan lebih dari 150 buku publikasi ilmiah tentang bahasa dan sastra Indonesia (klasik dan modern, nasional dan daerah, khususnya Jawa, Sunda, dan Melayu), baik yang ditulis sendiri maupun bersama orang lain. A. Teeuw telah berjasa meletakkan fondasi kerja sama akademik Indonesia-Belanda di bidang ilmu-ilmu humaniora, khususnya bahasa dan sastra Indonesia. Banyak kerja sama antara universitas-universitas di Indonesia dengan Universitas Leiden yang dibuat semasa ia menjadi guru besar dan ketua jurusan Bahasa-bahasa dan Budaya-budaya Asia dan Oseania di Universitas Leiden. Lusianan doktor bidang studi bahasa dan sastra Indonesia telah lahir berkat sumbangan akademiknya.
        
Pada tahun 1975, Universitas Indonesia menganugerahinya gelar doktor honoris causa. Sejak terjun di dunia akademik tahun 1940-an sampai bulan-bulan terakhir sebelum meninggal, A. Teeuw tidak pernah berhenti berkarya. Bahkan sejak pensiun tahun 1986, ia tetap produktif menulis. Publikasi terakhirnya (ditulis bersama Willem van der Molen) adalah sebuah artikel berjudul "A Old Javanese Bhomantaka and its floridity" yang dipersembahkan untuk Prof. Lokesh Chandra (2011). Beberapa buku karyanya sudah begitu dikenal oleh para peneliti sastra Indonesia, di antaranya yaitu Pokok dan Tokoh dalam Kesusastraan Indonesia Baru (terbit pertama kali dalam bahasa Inggris, 1967; Membaca dan Menilai Sastra (1992); dan Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan (1995). Kamus yang dieditorinya, kamus Indonesia-Belanda (GPU, 1991), yang merupakan versi Indonesia dari Indonesisch-Nederlandsch Woordenboek (KITLV Press, 1990), telah beberapa kali dicetak ulang dan sampai kini menjadi pegangan utama para penerjemah dan mahasiswa Belanda yang ingin belajar bahasa Indonesia.

A. Teeuw juga telah menghasilkan beberapa publikasi tentang Pramoedya Ananta Toer dan karya-karyanya. Bersama mantan muridnya yang kemudian menjadi suksesornya sebagai profesor bahasa dan sastra Indonesia di Leiden, Henk Maeir, ia gigih memperkenalkan pengarang terkemuka Indonesia itu dalam wacana akademik internasional. Lewat uapaya ini mereka berharap Pramoedya akan dinominasikan sebagai peraih Hadiah Nobel. Namun, sampai akhir hayat yang mempromosikan maupun yang dipromosikan, harapan tersebut tidak pernah menjadi kenyataan.

Halo!
Semoga kalian belum terlalu bosan menunggu Cangkir edisi bulan ini yang datangnya agak terlambat. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk segala bentuk apresiasi kalian. Untuk kalian yang menyeruput isi Cangkir dengan penghayatan penuh, pun untuk kalian yang mampir secara tidak sengaja, semoga kalian masih semangat menanti kehadiran berbagai edisi Cangkir berikutnya :)


Winasti Rahma Diani


Selamat Ulang Tahun, Mei!


DUDU di Bulan Mei


Sosok Kartini Masa Kini


Halo, halo, halo… J Meskipun bulan April telah lewat, inget gak kalo ada hari penting di bulan April ini? Yap, di bulan April, ada hari Kartini! Hari Kartini jatuh pada tanggal 21 April. Nah, dalam rangka hari Kartini, Cangkir akan menampilkan sosok Kartini masa kini yang dekat dengan anak-anak IKSI. Dia adalah… Bu Riris! Ketua Dewan Guru Besar FIB UI yang bernama lengkap Riris K. Toha-Sarumpaet ini, menurut Cangkir, bener-bener mencerminkan Kartini masa kini. Beliau begitu peduli dengan kaum wanita dan anak-anak. Beliau juga sosok yang bijaksana dan berani menentang segala penindasan yang dilakukan orang-orang dzalim! Huehehe beliau memang sosok wanita yang menganggumkan. Yuk, simak hasil wawancara Cangkir dengan Bu Riris!


Bu Riris sangat menghargai tokoh Kartini, loh. Kartini dengan bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi sumber semangat bagi wanita Indonesia. Ia seakan mendorong wanita Indonesia agar tidak diam saja dan ikut membangun bangsa Indonesia! Dalam bukunya, ia menuliskan nasib wanita yang mengalami penindasan oleh kaum lelaki. Walaupun Bu Riris merasa Kartini sengaja ditokohkan oleh Belanda pada masa itu, toh Kartini memang punya pengaruh yang besar. Buktinya, pemerintah sampai sengaja menetapkan tanggal 21 April sebagai hari Kartini. Yang jelas, sosok Kartini membuat anak-anak senang karena setiap tanggal 21 April, anak-anak berdandan cantik dengan baju daerahnya untuk merayakan hari Kartini. Jadi inget zaman SD deeeeh hihi.

Menurut Bu Riris, Kartini ikut menyumbangkan pemikiran emansipasi wanita.  Lalu, apa pendapat Bu Riris tentang emansipasi itu ya? Menurutnya, emansipasi adalah sikap untuk menghargai sesama manusia, entah itu kepada wanita, kepada orang yang lebih tua, ataupun kepada teman-teman. Emansipasi tidak menomorsatukan wanita, tapi lebih kepada sikap untuk menyayangi semua manusia. Tidak ada istilah ladies first, yang jelas, jika seseorang itu baik dan memiliki hati nurani, dia pasti akan mengalah dan menghargai wanita.Tuhan memberikan tenaga dan otot-otot kepada lelaki agar bisa menjaga dan melindungi wanita dan Tuhan memberikan kelembutan dan kecantikan kepada wanita untuk mendampingi lelaki. Wanita jangan merasa ingin menjadi yang utama dan nomor satu, wanita harus berdampingan dan saling menghargai dengan laki-laki.  Widih, setuju banget nih sama Bu Riris!  J

Wanita yang merasa lebih baik dan menindas laki-laki inilah yang Bu Riris sayangkan. Emansipasi dianggap sebagai sikap yang menganggap wanita yang terbaik dan tidak membutuhkan laki-laki. Wanita jadi sibuk merias diri, memperkaya diri sendiri, dan mengejar semua keinginannya tanpa peduli pada sesamanya. Inilah yang disayangkan oleh Bu Riris. Menurutnya, orientasi emansipasi wanita jadi mundur karena ketidakpahaman wanita mengenai emansipasi itu sendiri.

Saat ditanya mengenai wanita yang benar-benar mencerminkan Kartini masa kini, Bu Riris langsung teringat Ibunya sendiri dan Ibu Saparinah Sadli. Saparinah Sadli adalah sosok yang benar-benar peduli dengan nasib wanita, beliau adalah Guru Besar Psikologi UI sekaligus pendiri Program Kajian Wanita. Ingat peristiwa Mei 1998, kan? Banyak wanita yang diperkosa saat itu dan Bu Sap inilah yang membantu wanita-wanita ini. Hebat banget ya!

Lalu, apa sih yang Bu Riris sudah lakukan untuk kaum wanita? Bu Riris langsung speechless dan bilang pertanyaan ini menjebak. Lalu, dengan rendah hati, Bu Riris mengatakan bahwa di setiap seminar dan kuliah yang ia berikan, ia selalu menganjurkan para wanita agar menjadi wanita yang berguna bagi negara dan keluarga.

Wanita harus berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan kelembutan dan kasih sayangnya, wanita bisa ikut membangun bangsa. Jika ada seorang pria yang sukses dan baik, akan selalu ada wanita yang lembut dan sangat baik di sampingnya. Nah, kalau ada laki-laki yang jahat, pasti itu gara-gara istri atau ibunya yang jahat. Laki-laki yang jadi koruptor di Indonesia itu pasti korupsi karena istrinya nuntut macem-macem! Nah loh bisa begitu yaaa :P 

Wah, berarti nasib negara Indonesia sekarang berada di tangan wanita dong? Iya benar! Menurut Bu Riris juga begitu, loh. Makanya, mulai sekarang, yuk jadi wanita yang baik dan jadi Kartini bagi Indonesia! Wawancara dengan Bu Riris benar-benar menyenangkan dan menginspirasi ya? Hihi, terima kasih banyak Bu Riris J J  

Resensi Film: Si Doel Anak Modern


Resensi Film: Si Doel Anak Modern
Menertawakan Modernitas

Pada tanggal 27 Maret 2012 lalu, saya menonton film Si Doel Anak Modern di Subtitle, Dharmawangsa Square. Film tersebut merupakan buah karya sutradara beken Sjuman Djaja pada tahun 1976. Film ini diputar dalam rangka memperingati Bulan film Nasional (BFN) yang bertajuk Sejarah Adalah Sekarang 6. Program ini diselenggarakan oleh Kineforum dan merupakan bagian dari agenda “Kami Membaca Sjuman Djaja.”

Si Doel Anak Modern merupakan film komedi yang berkisah tentang anak Betawi kampung. Doel  yang berada di tengah modernitas terseok-seok karenanya. Begini ceritanya. Doel (Benyamin S.) anak Betawi Bogor yang baru lulus sekolah. Ia  dijodohkan oleh emaknya dengan menyodorkan anak gadis untuk dipilih. Namun, ia selalu menolak. Doel ingin sukses terlebih dahulu, baru berpikir untuk menikah. Doel berencana untuk mengikuti kesuksesan temannya, Sapii (Farouk Afero), seorang  pengusaha jual-beli mobil  di Jakarta. Rencana si Doel dituruti oleh emaknya, tanahnya di daerah Pasar Minggu dijual untuk modal usaha. Sebenarnya, kepergian Doel ke Jakarta, dibarengi pula dengan hasratnya untuk bertemu teman masa kecilnya dan pujaan hatinya, Nonon (Cristine Hakim). Jadilah Doel pergi ke Ibukota demi kedua cita-citanya tersebut.

Di kota, Doel harus menjadi modern untuk bisa bertemu dengan Kristin, nama ngetop Nonon yang telah menjadi peragawati. Jadilah Doel bergaya kriting-kribo dan bersetelan trendi, cerminan anak modern yang juga gaya Achmad ([Ahmad Albar] tunangan Kristin, seorang vokalis band). Ketika Kristin kecewa terhadap Achmad yang selalu selingkuh, Doel selalu kebetulan hadir menghibur. Jadi, ada tarik menarik antara Kristin dengan Achmad; dan Kristin dengan Doel. Doel sebagai pemuda yang naif, menyangka bahwa perlakuan Kristin kepadanya merupakan tanda cinta. Ketika Kristin sedang gundah-gulana, Doel dengan polosnya menyatakan ingin melamarnya. Tanpa sadar, Kristin mengiyakan ajakan tersebut. Alhasil, keesokan harinya, Doel datang beramai-ramai dengan orkes tanjidor demi melamar Kristin. Kristin kaget dan terpaksa menolaknya.   Hal ini membuat Doel gamang, dan akhirnya mengalami kecelakaan ketika mobilnya terperosok ke jurang kali. Akhirnya, di rumah sakit,  Doel kapok dan tidak ingin menjadi modern lagi. Tapi, tiba-tiba datang Kristin, Doel pun menarik perkataannya tersebut dan berlarian menjemput Kristin.

Menonton Si Doel Anak Modern layaknya disuguhi minuman mewah bernama “modern.” Minuman yang amat menyilaukan. Barangsiapa meminumnya, terangkatlah ia dari comberan becek penuh lumpur. Meskipun, lumpur tersebut sebenarnya subur. Itulah modern yang saya tangkap dari film karya Sjuman Djaja ini. Isu tersebut sangat kental teraduk dalam film bergenre komedi.

Modernitas inilah yang nampaknya disorot oleh sang sutradara. Hal ini dapat dilihat dari omelan Doel tentang perilaku orang modern yang seenaknya saja gonta-ganti bini, ngerebut bini orang, berbini banyak, dan berbini muda. Selain itu, muncul pula dalam peristiwa yang Doel alami seperti: Doel mengubah gaya berpakaian, makan steak dan minum bir di Hotel Indonesia, dan mengikuti dansa-dansi ala Barat, meski Doel terlihat kewalahan mengikuti semua itu.

Menurut saya, Sjuman Djaja (melalui film komedi) mengajak penonton untuk menertawakan kemodernan. Akhir kata, menonton film Doel, membuat saya, sebagai manusia yang hidup di abad ke-21,  tersadar: Ternyata saya orang kampung yang sok modern seperti Doel?



Damar Sasongko, Kp. Makassar 2012

Resensi Buku: The Hunger Games


THE HUNGER GAMES

Pengarang: Suzanne Collins
Tebal: 407 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Words: Dhanny

“Saudara-saudara sekalian, maka dimulailah Hunger Games Ketujuh Puluh Empat!”


Amerika Utara musnah, berganti menjadi Panem yang terdiri dari 12 distrik dan diperintah oleh Capitol. Setiap tahun, Capitol menyelenggarakan Hunger Games, sebuah ritual tahunan yang menjadi pengingat ke-12 distrik untuk tidak berani menentang mereka. Syaratnya sederhana, masing-masing distrik diharuskan mengirim sepasang remaja laki-laki dan perempuan untuk bertarung di sebuah arena dan acara ini ditayangkan secara nasional. Hanya ada satu pemenang. Tujuannya adalah membunuh atau dibunuh.

Ketika nama sang adik, Primrose, terpilih menjadi perwakilan untuk Hunger Games ke-74, Katniss Everdeen maju untuk menggantikan. Namun, yang tidak disangka oleh Capitol adalah bahwa Hunger Games kali ini akan menjadi pertarungan yang tidak akan pernah dilupakan oleh Capitol.

Banyak yang menyamakan The Hunger Games dengan Battle Royale. Namun, kesamaan ini hanya dari bentuk pertarungannya yang mengumpulkan para peserta dalam satu arena untuk kemudian saling membunuh hingga hanya satu yang tersisa. Sementara, dari segi cerita, tema keseluruhan, dan karakterisasi jelas berbeda jauh.

Suzanne Collins sendiri berhasil menyajikan kisah yang menarik dengan karakter yang akan membuat pembaca bersimpati. Ditambah dengan aksi yang menegangkan, rasanya buku ini akan sulit dilepaskan begitu kita mulai membaca halaman pertama. Namun, Collins kurang menyorot perasaan ‘takut mati’ yang seharusnya muncul ketika seseorang dihadapkan pada kenyataan bahwa ia berada di satu arena dengan pilihan membunuh atau dibunuh. Para karakter terasa seperti mengikuti permainan biasa yang hukuman akhirnya hanyalah pulang kembali ke rumah. Namun, kekurangan ini sendiri tidak terlalu mempengaruhi cerita sehingga kita tetap dapat mengikuti jalinan kisahnya.

Buku ini sendiri sudah diadaptasi ke layar lebar dan dirilis 23 Maret 2012. Jennifer Lawrence (X-Men: First Class) berperan sebagai Katniss Everdeen, Josh Hutcherson (Journey 2: The Mysterious Island) sebagai Peeta Mellark, dan Liam Hemsworth (The Last Song) sebagai Gale. 

Tanya & Jawab: Ketua Sasina


Narasumber: Yosepha/Jo (Ketua Sasina, IKSI 2010)

T: Apa kabar nih Jo?
J: Baik.
T: Bagaimana nih perasaannya Jo setelah tahu menjadi ketua Sasina?
J: Sebenernya tidak suka menjabat, jabatan itu pengikat berat. Lebih suka jadi anggota sih.
T: Jadi, Jo setuju-setuju aja nih jadi ketua?
J: Setuju, karena emang suka musik sih.
T: Selama dulu berada di Sasina pernah ngapain aja?
J: Ikut latihan aja, membantu manajer, dan bantu latihan.
T: Hal apa nih yang membuat Jo betah berada di Sasina?
J: Sasina itu wadah, tempat yang asik, kebetulan suka musik. Sasina mewadahi apa yang gue suka.
T: Menurut Jo, apa sih yang membedakan anggota Sasina yang dulu dengan anggota yang baru nih?
J: Kalau anggota-anggota yang dulu sih ikut-ikut aja. Kalau sekarang, mahasiswanya kan banyak dan ada kebutuhan untuk mencari penampil yang baik, jadilah diadakan audisi. Tapi, pada dasarnya tetap sama, ikut-ikut aja. Gue juga belum pernah nampil, tapi ikut-ikut aja.
T: Kalau bicara kualitas nih Jo, ada yang beda gak sih dari anggota lama dan yang baru?
J: Sebenarnya kalau kualitas, tiap generasi punya khas tertentu, kalau dulu orang-orangnya kan ngerti musik, jadi lebih maeng. Bukannya penurunan tapi anggota sekarang harus banyak latihan agar kualitasnya sama. Setiap anggota Sasina punya bakat yang baik.
T: Program kerja Sasina apa aja nih?
J: Rencananya, merampungkan album yang progresnya terhambat. Semoga bisa bikin album lagi. Pengen bikin konser, moga-moga  Tuhan memberkati. Semoga lancar, baik dari segi financial juga.
T: Acara paling dekatnya Sasina apa nih? Yang pastinya latihan rutin ya?
J: Iya, latihan rutin, manggung di ITP, nonton ya..
T: Denger-denger, mau tampil di peluncuran bukunya Diego IKSI 2009 ya?
J:  Iya.
T: Harapan Jo untuk Sasina ke depan apa nih?
J: Harapan buat Sasina semoga bisa lebih baik lagi, program kerja terlaksana dan bisa lebih produktif.
T:  Terima kasih ya Jo atas waktunya. Semoga berhasil buat Sasina.
J: Sama-sama.
 - @hanaflorism -